APAKAH MANUSIA YANG BERDOSA
MEMPEROLEH KESEMPATAN KEDUA UNTUK MEMPEROLEH KESELAMATAN SETELAH MATI?
(Studi eksegetis 1 Petrus 3:19)
PENDAHULUAN
Surat
1 Petrus mendapatkan restu keotentikannya sangat awal sekali dari Eusebius,
Irenaeus, Tertullian, dan Bapak-bapak gereja lainnya.[1]
Dalam surat Petrus yang
pertama ini, ada bagian yang kelihatan kontradiksi dengan beberapa bagian lain dalam
Alkitab. Bagian ini adalah I Petrus 3:19, “dan
di dalam Roh itu juga Ia pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam
penjara.” Di sini kita berhadapan dengan sebuah pengalihan yang sulit
dipahami.[2]
Seorang
pakar bernama Lange beranggapan bahwa ayat ini mengungkapkan bahwa Kristus,
sesudah disalibkan, turun ke dunia orang mati dan memberitakan awal dari kasih
karunia kepada roh-roh yang dipenjara di situ (J.P. Lange, Commentary on the Holy Scripture, IX: 64).[3]
Beliau mengemukakan bahwa tidak diragukan lagi bahwa ketika itu banyak yang
diselamatkan karena memperoleh kesempatan kedua tersebut.
Pandangan
ini tentunya menimbulkan pertanyaan yang sulit untuk dijawab yaitu mengapa dari
semua orang yang belum percaya, hanya orang-orang kuno itu saja yang memperoleh
hak ini? Apakah arti I Petrus 3:19 yang mengatakan bahwa Kristus memberitakan
Injil kepada roh-roh yang terpenjara di dunia orang mati? Apakah Dia
memberitakan Injil kepada mereka dan dengan demikian memberi mereka kesempatan
untuk diselamatkan, bahkan sesudah mereka mati? Jika dilakukan penelitian
secara seksama menurut latar belakang secara keseluruhan, kalimat ini memiliki
arti bahwa Yesus tidak mengajarkan hal seperti itu.
Tujuan
penulisan paper ini adalah untuk menyajikan studi eksegetis dari surat 1 Petrus
3:19 tersebut berdasarkan eksegesa yang benar dan memberikan pesan teologis
dari ayat firman Tuhan tersebut.
STUDI
EKSEGETIS 1 PETRUS 3:19
A. TEKS
Sebelum melakukan studi
eksegetis mengenai ayat ini, penulis akan menampilkan beberapa teks dengan
terjemahan yang berbeda-beda sebagai perbandingan studi eksegetis nantinya.
Perhatikan beberapa teks terjemahan 1 Petrus 3:19 tersebut:
ITB
1 Petrus 3:19
“dan di dalam Roh itu juga Ia pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara,”
KJV
1 Peter 3:19
“By which also he went and preached unto the spirits in prison;”
NAS
1 Peter 3:19
“in which also He went and made proclamation to the spirits now in prison,”
BGT
1 Peter 3:19
“evn
w-| kai. toi/j evn fulakh/| pneu,masin poreuqei.j evkh,ruxen(“
BYZ
1 Peter 3:19
“evn
w-| kai. toi/j evn fulakh/| pneu,masin poreuqei.j evkh,ruxen(“
B.
1 Petrus 3:19
Latar
belakang:
Surat
ini merupakan yang pertama dari dua surat PB yang ditulis oleh rasul Petrus.
Petrus mengakui bahwa surat ini ditulis dengan bantuan Silas sebagai juru
tulisnya (5:12). Nada dan isi surat ini cocok dengan apa yang kita ketahui
tentang Simon Petrus. Persekutuannya yang akrab dengan Tuhan Yesus selama
bertahun-tahun melandasi ingatannya kembali akan kematian dan kebangkita Yesus
(1 Petrus 1:3; 21; 3:21).
Petrus
mengalamatkan surat ini kepada “orang-orang pendatang yang tersebar” di seluruh
provinsi Asis Kecil. Mungkin Petrus menulis surat ini sebagai tanggapan
terhadap laporan dari orang percaya di Asia Kecil tentang peningkatan
perlawanan (4:12-16) yang belum didukung resmi oleh pemerintah (2:12-17).
Tujuan
penulisan surat ini adalah untuk memberikan kepada orang percaya pandangan yang
ilahi dan abadi bagi kehidupan di bumi dan untuk memberikan bimbingan praktis
kepada mereka yang mulai mengalami penderitaan yang berat sebagai orang Kristen
di dalam masyarakat kafir.[4]
Tema:
Menderita
bagi Kristus.
Studi
Eksegetis
Pada bagian ini,
penulis akan melakukan penyelidikan terhadap kata “memberitakan” sebagaimana
yang ditulis dalam Alkitab Terjemahan Baru.
Petrus menggunakan kata “memberitakan” yang dalam terjemahan
KJV dituliskan “preached” sedangkan
dalam terjemahan NAS dituliskan “made
proclaim”. Kata “proclaim”
sendiri digunakan untuk menyatakan pemberitahuan atau proklamasi Injil atau
kabar baik. Kristus tidak pernah memberitakan Injil kepada orang yang mati.[5]
Kalau kita memperhatikan terjemahan NAS, akan terlihat bahwa kata kerja yang
diterjemahkan menjadi “preached” (“memberitakan”)
dalam KJV bukanlah kata Yunani euangelizomai
(“memberitakan atau menceritakan kabar baik”), yang tentu berarti bahwa
sesudah disalibkan Kristus memang sungguh-sungguh memberitakan kabar
keselamatan kepada jiwa-jiwa yang terhilang di dunia orang mati; melainkan kata
ekeryxen, dari kata kerysso (“menyatakan pesan”, dari
seorang raja atau penguasa).[6]
Petrus ingin
mengatakan bahwa Kristus membuat suatu pernyataan kepada roh-roh yang sekarang
terpenjara di dalam dunia orang mati.
Kenneth L. Barker dan John R. Kohlenberger III juga
menambahkan:
“The announcement is of
Christ’s victory and of their doom that has come through his death in the cross
and His ressurection.” (pemberitaan yang dilakukan oleh Kristus adalah
pemberitaan mengenai kemenangannya dan penghukuman kepada roh-roh orang yang
memberontak pada zaman Nuh melalui kematian dan kebangkitan-Nya).[7]
Kristus oleh Roh Kudus memberitakan suatu peringatan melalui
mulut Nuh ( bdg. 2 Petrus 2:5) kepada angkatan Nuh yang tidak taat, dan kini
berada di Hades menantikan penghakiman terakhir. John F. Walvoord dan Roy B.
Zuck mengatakan:
“This interpretation
seems to fit the general theme of this section (1 Peter 3:13-22)-keeping a good
conscience in unjust persecution. Noah is presented as an example of one who
committed himself to a course of action for the sake of a clear conscience
berfore God.” (Tafsiran ini cocok dengan tema umum perikop ini yaitu
menjaga/mempertahankan kesadaran yang benar dalam penganiayaan. Nuh adalah
sebagai seseorang yang berkomitmen pada dirinya untuk memiliki kesadaran yang
benar dan jelas di hadapan Tuhan).[8]
Menurut penulis,
penafsiran ini lebih cocok dengan konteks yang berbicara tentang umat yang
tidak taat dan tidak selamat pada zaman Nuh. Penafsiran ini juga selaras dengan
pernyataan Petrus bahwa Roh Kristus berbicara di masa lalu melalui para nabi (2
Petrus 1:20-21). Argumentasi penulis yang lain adalah ayat ini dan 4:6 tidak
mengajarkan bahwa orang berdosa yang tidak dilahirkan kembali akan mempunyai
kesempatan kedua untuk menerima keselamatan setelah mati. setelah kematian
datanglah penghakiman (Ibrani 9:27).
Jadi maksud ayat ini
adalah bahwa Kristus melalui Roh Kudus secara serius memperingatkan orang-orang
yang sezaman dengan Nuh melalui mulut Nuh sendiri (2 Petrus 2:5 menyebutnya
sebagai “pemberita kebenaran”. Perhatikan bahwa kata “pemberita” dalam ayat ini
ialah keryka, yang mempunyai akar
kata yang sama dengan ekeryxen yang
disebut di atas dalam kaitannya dengan 1 Petrus 3:19.
BANGUNAN
TEOLOGI DARI 1 PETRUS 3:19
Berdasarkan
pembahasan penulis di atas, penulis akan membuat bangunan teologi berdasarkan
surat 1 Petrus 3:19. Ayat ini menunjukkan dengan sangat jelas bahwa ayat yang
dibahas ini meyakinkan kita bahwa bahkan pada zaman Nuh pun, Allah Anak, dalam
wujud pra inkarnasi-Nya, memperhatikan keselamatan orang-orang berdosa. Jadi
seluruh peristiwa yang dengannya keluarga Nuh diselamatkan melalui bahtera
merupakan sebuah kehadian yang bersifat sebagai nubuatan, yang menunjukkan ke
depan kepada pemeliharaan agung Allah melalui Pendamaian yang menggantikan
orang lain di kayu salib.
Kemudian
sang rasul menguraikan dengan sangat jelas hubungan lambang penggenapan ini
dalam 1 Petrus 3:21, “juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu
baptisan – maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan
untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah – oleh kebangkitan Yesus
Kristus.” Artinya, yang memberikan kelepasan kepada orang berdosa dan yang
memungkinkan dia mendapatkan “hati nurani yang baik” berdasarkan keyakinan
bahwa semua dosanya sudah lunas dibayar dengan darah Yesus, hanyalah pertobatan
dari dosa serta iman kepada Yesus untuk memperoleh keselamatan atas dasar
pendamaian dan kebangkitan-Nya.[9]
Mengingat sorotan terhadap orang-orang dari generasi Nuh
sebagai dapat disamakan dengan dunia yang terhilang pada zaman Petrus (serta
pasti setiap generasi sesudahnya), maka kita harus menyimpulkan bahwa
pernyataan yang disebut dalam ayat 19 bukan terjadi ketika Kristus turun ke
dunia orang mati sesudah kematian-Nya di Kalvari, melainkan disampaikan oleh
Roh Kudus yang berbicara melalui mulut Nuh pada tahun-tahun ketika bahtera
tersebut dibangun (ayat 20). Karena itu, ayat 19 tidak mengandung harapan apa
pun mengenai “kesempatan kedua” bagi orang-orang yang menolak Kristus ketika
mereka masih hidup di bumi.
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil penelitian penulis di atas, penulis menyimpulkan bahwa 1 Petrus 3:19
tidaklah mengajarkan kepada kita bahwa masih ada kesempatan kedua bagi orang
yang berdosa/belum bertobat/belum dilahirkan kembali untuk menerima keselamatan
setelah ia mati. Yesus Kristus tidaklah memberitakan Injil kepada roh-roh orang
yang sudah meninggal pada zaman Nuh supaya ia dapat diselamatkan. Penafsiran
yang mengatakan bahwa Yesus, setelah kematiannya di kayu salib, turun ke dunia
orang mati untuk memberitakan Injil supaya mereka selamat adalah penafsiran
yang keliru. Kalau penafsiran ini tetap dipertahankan, tentu akan menimbulkan
kontradiksi dengan beberapa bagian Alkitab lain dalam Perjanjian Baru,
khususnya Ibrani 9:27.
Dengan demikian, 1 Petrus 3:19 tidak mengandung harapan apa
pun mengenai “kesempatan kedua” bagi orang-orang yang menolak Kristus ketika
mereka masih hidup di bumi.
KEPUSTAKAAN
________,
Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan (Malang:
Gandum Mas, 1999).
Charles
F. Pfeiffer dan Everett F. Harrison, The
Wycliffen Bible Comentary, (Malang: Gandum Mas, 2001).
Gleason
L. Archer, Encyclopedia of Bible
Difficulties (Malang: Penerbit Gandum Mas, 2004).
John
F. Walvoord & Roy B. Zuck, The Bible
Knowledge Commentary (Grand Rapids: Zondervan Bible Publisher, 1999).
Kenneth
L. Barker & John R. Kohlenberger III,
The Expositor’s Bible Commentary (Grand Rapids: Zondervan, 2009).
[1] Paul Enns, The Moody Handbook of Theology (Malang: Penerbit SAAT, 2008), h.
149.
[2] Charles F. Pfeiffer dan Everett
F. Harrison, The Wycliffen Bible
Comentary, (Malang: Gandum Mas, 2001), h. 1005-1006.
[3] Ibid.
[4] Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan (Malang: Gandum Mas, 1999), h.
2094-2095.
[5] Kenneth L. Barker & John R.
Kohlenberger III, The Expositor’s Bible
Commentary (Grand Rapids: Zondervan, 2009), p. 1054.
[6] Gleason L. Archer, Encyclopedia of Bible Difficulties (Malang:
Penerbit Gandum Mas, 2004), h. 722.
[7] Ibid.
[8] John F. Walvoord & Roy B.
Zuck, The Bible Knowledge Commentary (Grand
Rapids: Zondervan Bible Publisher, 1999), p. 851.
[9] Gleason L. Archer, Encyclopedia of Bible Difficulties, h.
724.
No comments:
Post a Comment